BISNIS.RAGAMUTAMA.COM – Awal tahun 2025 menjadi periode yang cukup berat bagi sektor ritel Indonesia. Lesunya daya beli masyarakat memberi tekanan besar terhadap performa perusahaan-perusahaan ritel, salah satunya PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), yang kini telah bertransformasi dengan nama baru: AZKO.
Menurut laporan riset dari Bahana Sekuritas, penjualan AZKO selama Februari 2025 tercatat hanya mencapai Rp599 miliar. Angka tersebut mengalami kontraksi 0,3% secara tahunan (YoY), dan lebih mengkhawatirkan lagi, menurun drastis 17,6% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).
Penurunan tersebut cukup berimbas pada performa saham AZKO yang ikut tergelincir hingga 15,1% sampai perdagangan 20 Maret 2025. Koreksi harga saham ini dipicu oleh respon pasar terhadap rilis data penjualan yang mengecewakan.
Dalam analisis Bahana Sekuritas, penurunan penjualan AZKO sangat erat kaitannya dengan sikap konsumen yang cenderung menunda pembelian. Menjelang bulan Ramadan, banyak masyarakat memilih menahan pengeluaran untuk menunggu diskon dan promosi yang biasanya hadir di masa tersebut.
“Daya beli masyarakat yang masih lemah menjadi tantangan utama bagi sektor ritel. Kami melihat konsumen lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka, terutama menjelang Ramadan,” tulis Bahana Sekuritas dalam riset terbarunya, Jumat (21/3).
Meski performa Februari menurun, secara kumulatif sejak Januari 2025, AZKO berhasil mencatatkan total penjualan mencapai Rp1,3 triliun, yang berarti mengalami pertumbuhan 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kondisi makroekonomi yang belum sepenuhnya pulih membuat analis lebih berhati-hati dalam memproyeksikan kinerja ke depan. Bahana Sekuritas pun menyesuaikan proyeksi pertumbuhan penjualan AZKO untuk tahun 2025 dan 2026 menjadi 3,1% dan 5,7%.
Situasi ini memberikan sinyal kuat bahwa pemulihan sektor konsumsi masih menghadapi tantangan besar. Perubahan perilaku belanja konsumen yang lebih berhati-hati, serta tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi, membuat banyak pelaku ritel harus melakukan adaptasi cepat—baik melalui efisiensi operasional, transformasi digital, maupun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.