BISNIS.RAGAMUTAMA.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengungkapkan pandangannya terkait kebijakan moneter, menegaskan bahwa Federal Reserve (The Fed) seharusnya menurunkan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
Dalam pertemuan yang digelar pada 19 Maret, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% – 4,5%. Para pejabat bank sentral ingin melihat lebih dulu dampak kebijakan ekonomi baru yang diusung Trump sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
Namun, Trump tampaknya tidak puas dengan keputusan ini. Melalui unggahan di Truth Social, ia menekankan bahwa The Fed perlu bertindak lebih cepat dalam menyesuaikan kebijakan suku bunga.
“The Fed lebih baik dari tingkat ketika pajak impor mulai menggeser ekonomi. Lakukan hal yang benar,” tulis Trump.
Dalam waktu dekat, tepatnya 2 April, Trump dijadwalkan mengumumkan tarif impor timbal balik tambahan, serta penerapan tarif baru pada beberapa sektor industri yang beroperasi di Amerika Serikat.
Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif impor tersebut dapat memicu lonjakan inflasi serta memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.
Hubungan antara Trump dan Ketua The Fed, Jerome Powell, diketahui tidak selalu harmonis. Trump kerap mengkritik kebijakan moneter yang diambil The Fed, bahkan beberapa kali menyatakan keinginannya untuk memecat Powell dari jabatannya.
Sepanjang masa kepemimpinannya, Trump sering memberikan pernyataan yang bertolak belakang terkait kebijakan The Fed.
Pada satu kesempatan, ia menuntut agar suku bunga segera diturunkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, di waktu lain, ia menyatakan tidak ingin ikut campur dalam kebijakan bank sentral.
Tak lama setelah dilantik, Trump menegaskan bahwa penurunan suku bunga sangat dibutuhkan, tetapi tidak secara langsung menyebut The Fed sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Beberapa hari kemudian, ia justru menyatakan bahwa The Fed telah membuat keputusan yang tepat dengan mempertahankan suku bunga di akhir pertemuan Januari.
Namun, pada 12 Februari, Trump kembali mengubah sikapnya. Melalui unggahan di Truth Social, ia menegaskan:
“Suku bunga harus dikurangi, untuk berjalan seiring dengan kebijakan pajak impor yang akan datang.”
Pernyataan ini muncul sehari setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan di hadapan Kongres bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru dalam menurunkan suku bunga.
Sementara itu, Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih, menegaskan bahwa pemerintah tetap menghormati independensi The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter.
Namun, ia juga mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi yang dirilis The Fed.
“Kami sangat menghormati independensi The Fed,” ujar Hassett kepada awak media pada 19 Maret.
Meskipun demikian, ia mengungkapkan perbedaan proyeksi antara Gedung Putih dan The Fed. Bank sentral memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS hanya akan tumbuh sebesar 1,7% tahun ini, sementara Hassett dan tim ekonominya meyakini angka tersebut bisa mencapai 2,5%.
Dengan kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, polemik antara Trump dan The Fed terkait arah kebijakan moneter AS tampaknya masih akan terus berlanjut.