BISNIS.RAGAMUTAMA.COM – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), produsen tembaga, emas, dan konsentrat, membukukan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024. Perseroan mencatat penjualan bersih sebesar US$ 2,66 miliar, meningkat 31% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan US$ 2,03 miliar pada periode yang sama di 2023.
Kenaikan pendapatan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan emas sebesar 23%, serta kenaikan harga emas dan tembaga yang masing-masing tumbuh 10%. Selain itu, strategi penyisihan sebagian konsentrat untuk mendukung produksi smelter juga berkontribusi terhadap pertumbuhan signifikan ini.
Seiring dengan kenaikan penjualan, EBITDA AMMN tumbuh 40% yoy menjadi US$ 1,46 miliar. Margin EBITDA juga menunjukkan tren positif, meningkat dari 50% menjadi 54%.
Keuntungan bersih perusahaan melonjak signifikan sebesar 148% yoy menjadi US$ 642 juta, didorong oleh pertumbuhan pendapatan serta perbaikan margin laba bersih dari 13% menjadi 24%.
Dari sisi operasional, produksi tembaga AMMN meningkat 27%, sementara produksi emas melonjak 73%, menjadikannya pencapaian tertinggi sejak tambang Batu Hijau mulai beroperasi pada tahun 2000.
Selain itu, produksi konsentrat naik 39% menjadi 755.083 metrik ton kering, seiring dengan meningkatnya volume material yang ditambang sebanyak 2%. Faktor cuaca yang lebih mendukung turut berkontribusi terhadap capaian produksi ini.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, menyatakan bahwa efisiensi operasional berhasil menjaga stabilitas biaya penambangan meskipun ada tekanan inflasi serta peningkatan jarak angkut truk.
“Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa AMMN mampu mengelola efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas, meski menghadapi tantangan operasional,” ujar Alexander.
Proses komisioning smelter AMMN berjalan sesuai rencana, dengan produksi anoda tembaga pertama berhasil dilakukan pada 12 Februari 2025. Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama diperkirakan akan dimulai pada akhir Maret 2025.
Transformasi AMMN dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan membawa tantangan teknis tersendiri, terutama dalam optimalisasi proses produksi dan kinerja peralatan.
“Kami menghadapi tantangan teknis yang harus diatasi untuk memastikan transisi yang lancar menuju operasi berskala penuh,” jelas Alexander.
Di luar pencapaian operasional, AMMN terus beradaptasi dengan perkembangan industri berbasis teknologi. Perusahaan telah menginisiasi program digitalisasi untuk mengintegrasikan analitik data, mengoptimalkan alur kerja, serta membekali karyawan dengan teknologi terbaru.
“Dengan menggabungkan operasi yang terintegrasi, budaya perusahaan yang diperbarui, dan adopsi teknologi digital, AMMN memperkuat fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan serta penciptaan nilai jangka panjang,” pungkas Alexander.
Dengan capaian ini, AMMN semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu perusahaan tambang dengan pertumbuhan pesat di Indonesia, serta mempercepat transformasi menuju industri pertambangan modern dan berkelanjutan.