BISNIS.RAGAMUTAMA.COM – PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) tengah menjadi sorotan pasar setelah sahamnya melonjak tajam hingga 381,98% dalam tiga bulan terakhir. Pada perdagangan sesi I, Kamis (24 April 2025), saham SMIL kembali naik 7% ke Rp 535.
Di balik kenaikan fantastis tersebut, SMIL mengungkapkan sedang melakukan penjajakan kerja sama strategis dengan calon investor asing, khususnya dari China dan Korea Selatan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama SMIL, Hadi Suhermin, dalam paparan publik yang digelar secara virtual.
“Memang ada ketertarikan dari beberapa pihak luar negeri, termasuk dari China dan Korea. Saat ini masih penjajakan, belum ada yang bersifat final,” jelas Hadi.
Di tengah tantangan ekonomi global, SMIL tetap mematok target pertumbuhan yang optimis. Pada 2025, perusahaan membidik:
-
Pendapatan Rp 420 miliar (naik 15% dari tahun sebelumnya)
-
Laba bersih Rp 100 miliar (tumbuh 25% secara tahunan)
Salah satu strategi utama perusahaan adalah transformasi armada forklift ke energi listrik. Dalam lima tahun ke depan, 75% forklift yang disewakan akan menggunakan tenaga listrik. Ini dilakukan demi efisiensi biaya dan keuntungan margin yang lebih tinggi.
“Selain ramah lingkungan, forklift listrik memberikan margin lebih tinggi karena harga sewanya lebih mahal dan biaya perawatan lebih rendah,” tambah Hadi.
Sebagai bagian dari roadmap keberlanjutan, SMIL juga akan mengganti baterai timbal-asam dengan baterai lithium. Teknologi ini dinilai lebih efisien, tahan lama, dan menunjang operasional ramah lingkungan.
Selain itu, ekspansi pasar nasional juga sedang dijalankan, dengan fokus pada daerah potensial dan sektor industri baru untuk meningkatkan basis pelanggan dan mengurangi risiko ketergantungan terhadap pasar tertentu.
Optimisme terhadap masa depan SMIL juga terlihat dari aksi beli saham oleh Direktur Utama. Pada 23 April 2025, Hadi membeli 21,2 juta saham di harga Rp 492 dengan total nilai Rp 10,45 miliar.
Sebelumnya pada Februari 2025, ia juga membeli 67,86 juta saham di harga Rp 294, senilai hampir Rp 20 miliar. Total akumulasi dua bulan mencapai lebih dari Rp 30 miliar, yang kini menjadikan Hadi sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 50,32%.
SMIL juga tengah mengkaji rencana buyback saham, yang akan dibahas dalam RUPS pada Juni 2025. Menanggapi sempat disuspensinya saham oleh BEI akibat lonjakan harga, manajemen menegaskan bahwa pergerakan saham merupakan murni mekanisme pasar.
“Dengan kombinasi strategi ekspansi, adopsi teknologi ramah lingkungan, serta kepemimpinan yang solid, kami percaya SMIL siap tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan di tengah tantangan global,” pungkas Hadi.