BISNIS.RAGAMUTAMA.COM – Di tengah gejolak ekonomi global dan perang dagang yang kembali memanas, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) justru disebut-sebut punya potensi cuan besar. Bahkan menurut riset terbaru dari Sucor Sekuritas, saham kontraktor migas milik Pertamina ini berpeluang naik hingga 110%, didorong oleh prospek pertumbuhan kinerja yang solid dan strategi ekspansi yang agresif.
Pada 2024, Elnusa mencatat laba bersih Rp714 miliar, melebihi proyeksi awal Sucor Sekuritas sebesar 105%. Namun angka tersebut masih sejalan dengan konsensus analis. Menariknya, angka ini termasuk pemasukan sekali bayar (one-off) dari penyelesaian kasus dengan Bank Mega senilai Rp180 miliar.
Jika komponen non-recurring tersebut dikeluarkan, laba inti Elnusa tetap tumbuh impresif 27% menjadi Rp640 miliar.
Melihat performa tersebut, Elnusa langsung tancap gas. Tahun ini, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp549 miliar, dengan 54% diarahkan ke segmen hulu—terutama untuk pembelian rig dan 30% ke sektor distribusi dan logistik.
“Ini akan mendorong peningkatan pangsa pasar perseroan menjadi 25%, dari sebelumnya 20%,” tulis analis Sucor Sekuritas dalam laporan yang dikutip Sabtu (5/4/2025).
Strategi ekspansi ini diproyeksikan akan berdampak langsung ke margin laba kotor. Di segmen hulu, margin diprediksi naik dari 10% menjadi 12%, sementara di bisnis distribusi dan logistik, peningkatan kapasitas hingga 50% diperkirakan mendongkrak margin dari 5% menjadi 8%.
Dengan ekspansi berjalan, pendapatan Elnusa diproyeksikan naik 4% ke Rp15 triliun sepanjang 2025. Sementara laba bersih tahun ini diprediksi tembus Rp817 miliar, naik 11% dibanding tahun lalu.
Yang lebih menggembirakan, ELSA sudah mengamankan backlog pendapatan sebesar Rp11 triliun untuk 2025. Artinya, sebagian besar target pendapatan mereka sudah ‘terkunci’.
Kombinasi antara pertumbuhan laba, peningkatan margin, dan strategi capex yang terarah membuat ELSA menjadi salah satu saham energi yang patut diperhatikan. Bahkan di tengah ketidakpastian akibat kebijakan tarif dan potensi perlambatan global, ELSA justru dianggap tahan banting dan siap memberikan return tinggi.
Jika realisasi kinerja terus sesuai proyeksi, bukan tidak mungkin investor jangka menengah bisa mencetak capital gain signifikan, seiring meningkatnya kepercayaan pasar terhadap sektor migas dalam negeri.